Sabtu, 18 Juni 2011

pertanian organik

ANALISIS EKONOMI
BUDIDAYA PADI ORGANIK
1). Analisis nisbah antara penerimaan dan (biaya. R/C ) (Soekartawi, 1995):
          a = R/C                  
          R =  Py. Y
          C =  FC + VC
          a  =  [(Py.Y)/(FC + VC)]
Keterangan:
          R = Penerimaan
          C = Biaya
          Py = Harga output
          Y = Output
          FC = Biaya tetap (fixed cost)
          VC = Biaya variable (variable cost)
Kriteria:
          R/C <  1  : usahatani mengalami kerugian
          R/C =  1  : usahatani tidak untung dan tidak rugi (mencapai BEP)
          R/C >  1  : usahatani menguntungkan
2).  Analisis Profit Rate
  Analisis ini diperlukan untuk mengetahui apakah suatu usaha layak (feasible) atau tidak, dengan cara membandingkan antara profit rate (p)  dengan tingkat inflasi (inflation rate) pada tahun yang bersangkutan. Rumus tingkat keuntungan (profit rate) sebagai berikut (Djamin, 1984):
Profit Rate = (p/TC) x 100 %.
Keterangan:
p             = (baca phi) = Total profit = TR – TC
TR           = Total Revenue
TC           = Total Cost
Kriteria:
Profit Rate < Inflsi Rate  : usahatani tidak layak dijalankan
  Profit Rate = Inlasi  Rate              : usahatani mencapai BEP
   Profit Rate > Inflation Rate : usahatani layak dijalankan
3).Analisis Break Even Point (BEP)
       Analisis BEP diperlukan untuk melengkapi analisis sebelumnya yaitu untuk mengetahui: (i) Berapa kuantitas minimal yang dihasilkan agar tidak mengalami kerugian walaupun tidak untung, dan (ii) Berapa penerimaan minimal yang diperoleh agar tidak mengalami kerugian walaupun tidak untung.
Rumus masing-masing BEP sebagai berikut (Riyanto, 1990):
                               
                          TFC
(a)   BEP(Q) =  --------------------
                                                P – (VC/unit)
Keterangan:
          BEP(Q)    =  kuantitas pada saat BEP
          TFC                         =  Total Fixed cost
          VC/unit                =  Variable cost per unit
          P                                                             =  Harga jual per unit

                             TFC
(b) BEP(R) =  -------------------------
                                     1  - (VC/unit): (P)
Keterangan:
          BEP(R)     = Revenue pada saat BEP
            TFC                       = Total Fixed cost
            VC/unit              = Variable cost per unit
            P                                           = Harga jual per unit      


PERTANIAN ORGANIK


PERTANIAN ORGANIK (AGT 328, 2/1))
Pertanian organik:
  1. Sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, yg mengoptimalkan kesehatan masyarakat dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, shg mampu menghasilkan pangan dan serat yg cukup, berkualitas dan berkelanjutan (Kasumbogo Untung, 2006)
  2. Suatu proses produksi makanan dan serat yg dilakukan dg cara yg dapat diterima scr sosial, menguntungkan scr ekonomi, dan berkelanjutan scr agro-ekosistem (IFOAM)
  3. Pengelolaan lahan pertanian scr ekologis dgn meningkatkan biodiversitas,  siklus biologis  dan  aktivitas biologi tanah, dgn asupan bhn dari luar seminimum mungkin dan mampu mempertahankan bahkan meningkatkan keharmonisan ekosistem  (Suryanto, 2005). Hasil sistem ini diharapkan produktivitas dalam bentuk kuantitas dan kualitas tetap terjaga, produk yg dihasilkan sehat dan aman bagi konsumen, selain itu kualitas lingkungan tetap terjaga.
  4. Definisi: (Asosiasi Pertanian Organik Skandinavia):
  5. “Organic farming means a self-sufficient and sustainable agri-environmental  system in equilibrium. The system is based as far as possible on local, renewable resources. Organic farming builds on an integrated ethos which encompasses the environmental, economic and social aspects in agricultural production both from a local and from a global perspective. Thus, organic farming perceives nature as an entity which has value in its own right; human beings have a moral responsibility to steer the course of agriculture so that the cultivated landscape makes a positive contribution to the countryside.”

FILOSOFI PERTANIAN ORGANIK
I.Kesadaran Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan
II. Manfaat Ekonomi Jangka Panjang
III.Berwatak Kemasyarakatan (sosial)
IV. Kesehatan Masyarakat

ARTI PENTING PERTANIAN ORGANIK
  1. Adanya dorongan utk meningkatkan derajat kesehatan manusia, perbaikan lingkungan kehidupan tanah, tumbuhan, hewan dan air.
  2. Perlu optimalisasi kesehatan dan produktivitas komunitas interdependensi dari kehidupan di tanah, hewan, dan manusia
  3. Sinergisme dan keseimbangan sistem alam.
  4. Pembangunan Pertanian yang berkelanjutan.
  5. Potensi alam yang melimpah untuk mendukung program pertanian organik.
  6. Limbah sampah organik yang melimpah merupakan potensi yang belum termanfaatkan
  7.  Penyemprotan bahan kimia terhadap tanaman dan tanah terus menerus.
  8. Mikro-organisme/Mikroba pengurai tanah mati.
  9.  Sifat Fisika, Kimia dan Biologi tanah rusak.
  10.  Lahan pertanian cenderung menjadi masam.
  11. Berkembangnya tuntutan Global ttg Green Consumer.

KEUNTUNGAN  PERTANIAN ORGANIK
  1. Dapat  meningkatan produktivitas dan kesuburan lahan pertanian
  2. Mengurangi biaya usahatani
  3. Meningkatkan mutu lingkungan (termasuk air & udara)
  4. Produk lebih sehat, aman, lebih bergizi
  5. Mengurangi penggunaan energi berlebihan (gas).
  6. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan kesejahteraan petanidan
  7. Dapat memperpendek umur panen
  8. Mengurangi risiko kecelakaan petani thdp pengg. pestisida
.  PRINSIP/KETENTUAN PERTANIAN ORGANIK
  1.     Menghindari penggunaan benih/bibit hasil rekayasa genetik
  2.    Menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis,shg pengendali-                     an OPT lebih banyak dilakukan secara
                a.  Kultur teknis ( spt: mekanis fisis, dan rotasi tanaman)                              b.  Hayati (memanfaatkan parasitoid, predator dan antagonis)
                c.  Kimia, tetapi menggunakan pestisida nabati dan mikroba
III. Menghindari penggunaan zat pengatur tumbuh (growth regulator)                 dan pupuk kimia sinteteis (pabrikan)
IV. Menghindari  penggunaan hormon tumbuh dan bahan aditif                              sintetis dalam makanan ternak.
  1.    Lahan yang digunakan harus bebas dari bahan kimia sintetis   (pupuk dan pestisida kimia sintetis)
  2.  Jika lahan yang digunakan berasal dari lahan pertanian non-     organik, maka dilakukan konversi:
                a.  Untuk lahan tanaman semusim selama minimum 2 tahun
                b.  Untuk lahan tanaman tahunan selama minimum 3 tahun

KOMPONEN PERTANIAN ORGANIK
      A.  Lahan
       B.  Pengelolaan Kesuburan Tanah
       D.  Pengendalian Hama Tanaman
       E.   Pengendalian Penyakit dan Gulma
       F.   Pasca Panen
PERKEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK
v                  Relatif lambat, kurang dukungan  dari pemerintah,                          konsumen dan produsen
v                  Inisiatif PO dari kel. Masyarakat sadar lingkungan                              dan kesehatan (LSM, alumni SL-PHT)
v                   Pengertian standar teknis ttg PO kurang
v                   Verifikasi dan sertifikasi  lembaga kompeten terhadap  produk PO belum dilakukakan.

materi pertanian Organik


TEKNOLOGI PEMBUATAN KOMPOS DENGAN POC
Mujiono Warnodiharjo
Fakultas Pertanian UNSOED
PURWOKERTO
2009
LANDASAN PEMKIRAN
  1. Sinergisme dan keseimbangan sistem alam.
  2. Pembangunan Pertanian yang berkelanjutan.
  3. Potensi alam yang melimpah untuk mendukung program pertanian organik.
  4. Limbah sampah organik yang melimpah merupakan potensi yang belum termanfaatkan
  5. Berkembangnya tuntutan Global tentang Green Consumer.
TANAH SEBAGAI MEDIA TUMBUH
  1. MENGAPA PERLU PERTANIAN ORGANIK? “Back to Nature”
  2. Penyemprotan bahan kimia terhadap tanaman dan tanah terus menerus.
  3. Mikro-organisme/Mikroba pengurai tanah mati.
  4. Sifat Fisika, Kimia dan Biologi tanah rusak.
  5. Lahan pertanian menjadi masam.
  6. Kesuburan tanah menurun.
PARADIGMA BARU KESUBURAN TANAH
q  TANAH BUKAN BENDA STATIS TAPI DINAMIS
q  FUKUS PERHATIAN:
                1. Sifat Fisika tanah (pengolahan               tanah)
                2. Sifat kimia tanah (pemupukan)
                3. Sifat biologi tanah (kehidupan             organisme tanah)
TANAH SAWAH
q  C-organik kurang dari 1,5% ada 68%
q  C-organik lebih dari 2% ada 9%
               
                KEMUNDURAN KESEHATAN TANAH
(SECARA SIFAT FISIKA, KIMIA DAN BIOLOGI)
KUNCI UTAMA: PENAMBAHAN BAHAN ORGANIK
MISKIN B O = BERKURANG DAYA MENYANGGA HARA DAN
                                                      BERKURANGNYA KEEFISIENAN PUPUK
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK (KOMPOS)
SYARAT:
q  BHN MENTAH HRS HOMOGEN
q  TEMPERATUR AWAL TINGGI
q  KELEMBABAN AWAL HRS OPT   
CARA  I
q  JERAMI DIPOTONG-POTONG KCL
q  DITUMPUK BERLAPIS-LAPIS ± 1 m (10-12 LAP)
q  SETIAP LAP DISIRAM AIR SECUKUPNYA  DAN DIPADATKAN
q  SETIAP LAP DITABURI KOTORAN TERNAK SECUKUPNYA DAN SIRAM DG LARUTAN AKTIVATOR     (S0-Kontan Lq) KONS. 4 ml/l air DAN NIRA KONS. 5%
q  TUTUP RAPAT DG PLASTIK PUTIH DAN DIADUK SETIAP 1-2 MG SEKALI
q  CATATAN:
                JK PERLU MENGG ALAT CETAK DR PAPAN DAN TAMBAHKAN JAMUR ANTAGONIS SPT Trichoderma sp.
               
CARA  II
q  SERESAH DEDAUNAN ( 5 BAGIAN )
q  KOTORAN TERNAK ( 3 BAGIAN )
q  ABU SEKAM ( 2 BAGIAN )
q   BAHAN 1, 2 DAN 3 DICAMPUR HG HOMOGEN
q   DITUMPUK BERLAPIS-LAPIS ± 1 m (10-12 LAP)
q  SETIAP LAP DISIRAM AIR SECUKUPNYA  DAN        DIPADATKAN
q  SETIAP LAP DITABURI KOTORAN TERNAK SECUKUPNYA  DAN   SIRAM DG LARUTAN AKTIVATOR (S0-Kontan Lq) KONS. 4 ml/l air DAN NIRA KONS. 5%
q  TUTUP RAPAT DG PLASTIK PUTIH DAN DIADUK SETIAP 1-2 MG SEKALI
q  CATATAN:
                JK PERLU MENGG ALAT CETAK DR PAPAN DAN TAMBAHKAN JAMUR ANTAGONIS (Trichoderma harzianum; Glycladium  sp.)
               
CIRI KOMPOS MATANG
q  1.BERWARNA COKLAT                  KEHITAMAN (CKT PEKAT)
q  2.BERSTRUKTUR REMAH DAN     GEMBUR
q  3.BERBAU B.O. BUSUK

kumpulan materi UAS PO

TEKNIK BUDIDAYA PADI ORGANIK
DENGAN TEKNOLOGI POC
Oleh: Mujiono Warnodiharjo

Bahan Saprotan yang Dibutuhkan Untuk Lahan 1 Ha:
1. POC SO-Kontan Lq ( 2 litaer)
2. POC So-Kontan Fert (2 liter)
3. Pupuk Kandang 5 ton (jika ada)
4. Pestisida nabati maja-gadung dan asap cair
Catatan : Seluruh saprotan di atas formulanya telah ditemukan.
Langkah-Langkah Kegiatan
A. Persiapan benih
1. Rendam benih ke dalam air yang telah dicampur dengan 100 cc POC jenis SO-Kontan Fert selama 24 jam dan sebelum ditiriskan tambahkan segenggam abu sekam + garam
2. Lahan yang akan dijadikan persemaian disemprot dengan POC jenis SO-Kontan Lq (konsentrasi 2ml/l), kemudian dibiarkan selama 1 minggu dan usahakan konsisi air macak-macak.
3. Tanah dibajak dan langsung digaru, kemudian disemprot dengan SO-Kontan Lq (konsentrasi 2ml/l)
4. Dua hari berikutnya benih disebar (umur bibit 18 -21 hari).
B. Persiapan Lahan
1. Lahan sawah sesudah panen jika masih ada jerami dihamparkan tipis secara merata
2. Hamparkan irisan tipis/cacahan batang pisang secara merata
2. Jika ada pupuk kandang akan lebih baik ditaburkan secara mearta dengan dosis 5 ton/Ha
3. Semprotkan POC jenis SO-Kontan dengan konsentrasi 4 ml/lt (dosis 70 ml/1000m2)
4. Usahakan kondisi air dibuat selalu macak-macak
C. Penanaman
1. Sistem konvensional diatur dalam baris dan kolom dengan ukuran 20 x 20 Cm atau 23 x 23 Cm
2. Sistem legowo 4-1, yaitu setelah 4 baris, kemudian 2 baris kosong. Jarak tanam 20 x 20 cm atau 22 x 22 cm.
3. Sistem legowo wayang, yaitu baris dan kolom berukuran 25 x 25 cm dan di antara baris tambahkan 1 (satu) titik rumpun padi. Selain sistem tersebut adapt juga dengan sistem setiap 4 baris tanam, lalu logowo (2 baris tanaman kosong). Jarak tanam 20x20 cm.
4. Setiap lubang tanaman terdiri dari 3 batang, umur bibit 18 – 25 hari.
D. Pemupukan
1. Aplikasikan POC SO-Kontan Lq sekali lagi pada umur 10 hari setelah tanam (hst) melalui tanah.
2. Aplikasikan POC SO-Kontan Fert 4 (empat) kali dengan frekuensi 10 hari sejak tanaman umur 25 hst.(sesudah penyiangan pertama) atau pada umur tanaman 25; 35; 45; dan 55 Hst. Konsentrasi yang digunakan 4 ml/lt (dosis 70 ml/1000m2). Setiap aplikasi dilakukan pada pagi hari sekitar jam 10.00 Wib (saat stomata membuka secara optimum). Khusus aplikasi pada umur 45 dan 55 hst tambahkan larutan nira kelapa yang sudah difermentasi dengan hati batang pisang kapok selama 2 minggu sebanyak 5%.
E. Pemeliharaan
1. Pengaturan air dan pengendalian gulma dilakukan seperti biasa. Sebaiknya hindari menggunakan herbisida karena dapat memusnahkan cacing penghembur tanah dan biota tanah yang berguna sebagai pengurai bahan organik tanah.
2. Pengendalian hama dan penyakit, sebaiknya dengan menggunakan pestisida nabati seperti maja-gadung, asap cair dll.) yang telah ada atau membuat sendiri, atau menggunakan agensia hayati (seperti jamur Beauveria bassiana, Metarhizium anisopliae, Trichoderma sp. dan Clyocladium sp.) dan menggalakan pengelolaan habitat. . Aplikasi pestisida nabati dilakukan bersamaan dengan aplikasi pupuk daun SO-Kontan Fert.
F. Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah bulir masak 80%, dan hindari pada saat panen turun hujan.

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK (BOKASI)
A. Syarat Pembuatan:
1. Bahan mentah/limbah harus homogen
2. Temperatur awal harus tinggi, dengan cara menutup rapat dan kedap udara
3. Kelembaban optimal, dengan cara menyiram air secukupnya
B. Cara Pembuatan
Cara I:
1. Bahan mentah/jerami dipotong menjadi bagian kecil dan diaduk hingga merata
2. Ditumpuk berlapis-lapis hingga setinggi ± 1 m (±10-12 lapis)
3. Setiap lapisan diberi irisan batang pisang secukupnya, kemudian disiram air secukupnya dan diinjak-injak hingga padat
4. Setiap lapisan tersebut ditaburkan kotoran ternak secukupnya, kemudian siram dengan larutan aktivator (SO-Kontan Lq) dengan konsentrasi 4 ml/l air secukupnya (sampai lembab)
5. Tutup rapat dengan plastik dan setiap 1 atau 2 minggu sekali diadakan pembalikan hingga bokhasi dinyatakan matang.
Cara II:
1. Bahan mentah yang terdiri: 1) dedaunan/seresah yang mudah lapuk (seperti: orok-orok, sengon, petai cina, turi dll.); 2) kotoran ternak (sapi, kerbau, kambing atau ayam); dan 3) abu sekam dengan perbandingan 5:3:2 dicampur hingga merata.
dipotong menjadi bagian kecil dan diaduk hingga merata
2. Ditumpuk berlapis-lapis hingga setinggi ± 1 m (±10-12 lapis)
3. Setiap lapisan diberi irisan batang pisang secukupnya, kemudian disiram air secukupnya dan diinjak-injak hingga padat
4. Setiap lapisan tersebut ditaburkan kotoran ternak secukupnya, kemudian siram dengan larutan aktivator (SO-Kontan Lq) dengan konsentrasi 4 ml/l air secukupnya (sampai lembab)
5. Tutup rapat dengan plastik dan setiap 1 atau 2 minggu sekali diadakan pembalikan hingga bokhasi dinyatakan matang.


Cara III:
1. Bahan mentah yang berupa kotoran ternak (kambing, sapi, kerbau, atau ayam)
2. Ditumpuk berlapis-lapis hingga setinggi ± 1 m (±10-12 lapis)
3. Setiap lapisan diberi irisan batang pisang secukupnya, kemudian disiram air secukupnya dan diinjak-injak hingga padat
4. Siramkan larutan aktivator (SO-Kontan Lq) dengan konsentrasi 4 ml/l air secukupnya
5. Tutup rapat dengan plastik dan setiap 1 atau 2 minggu sekali diadakan pembalikan hingga bokasi dinyatakan matang
Catatan: Jika diperlukan dapat menggunakan alat cetak dari papan dan bambu dan ditambahkan jamur antagonis seperti Trichoderma harzianum, Glycladium sp. dll.
3. Ciri Pupuk Organik Padat yang Matang:
1. Berwarna coklat kehitaman (coklat pekat
2. Berstruktur remah dan gembur
3. Berbau bahan organik busuk

TEKNIK APLIKASI BOKASI DAN POC PADA TANAMAN KELAPA
A. Aplikasi lewat tanah dan pangkal batang
5. Buat larutan POC SO-Kontan Lq dengan konsentrasi 4 ml/l
6. Tanah disekeliling tanaman kelapa dengan jari-jari 1,5 m digali membentuk lingkaran dengan lebar 35-30 cm dan dalam 20-25 cm
7. Di galian tersebut disiram dengan air secukupnya dan ditaburi bokasi secara merata
8. Siramkan larutan POC SO-Kontan Lq di atas bokasi tersebut secara merata sebanyak 5 liter.
9. Tutup lagi dengan tanah
10. Lukai pangkal batang kelapa setinggi 40-50 cm dari tanah, kemudian siram dengan larutan POC SO-Kontan Lq secukupnya. (volume 1 litera).
11. Ulangi aplikasi ini setiap 1 bulan sekali.
B. Aplikasi lewat umbut
a. Buat larutan POC SO-Kontan Fert dengan konsentrasi 4 ml/l
b. Siramkan larutan POC tersebut pada umbut (pangkal janur) dan sekitar manggar dengan dosis 600 ml per pohon
c. Ulangi aplikasi ini setiap 2 minggu sekali,

CARA PEMBUATAN PUPUK FOSFOR NABATI BERBASIS POC
1. Masukkan nira kelapa segar atau yang rusak ke dalam ember bekas cat sebanyak 4 – 5 liter
2. Masukan irisan tipis hati batang pisang ke dalam ember tersebut dan kemudian tutup rapat (difermentasi)
3. Setelah 2 minggu disaring dan siap diaplikasikan melalui tanah dan umbut setelah difortifikasikan ke dalam POC SO-Kontan Fert..

DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih, J.S. 2005. Peranan bahan organik tanah dalam meningkatkan kualitas dan
produktivitas lahan pertanian. Worshop dan Kongres Nasional II MAPORINA
Jakarta 21-2 Desember 2005. 12 hal.
Mujiono dan Sabirin, 2002. Workshop implementasi dan program pelatihan pengendalian hama terpadu, Jakarta, 20-22 Agustus 2002. 15 hal.
----------- dan C. Wibowo. 2006. Pengembangan pertanian organik dengan teknologi pupuk organik Cair dan PHT untuk menghasilkan produk organik yang efisien. Seminar Regional Pertanian Organik. Mahasiswa Pertanian Pencinta Alam Fak. Pertanian Unsoed, Purwokerto. 15 April 2006
Syekhfani.2005, Riset strategi untuk pengembangan pertanian organik di Indonesia.
Worshop dan Kongres Nasional II MAPORINA, Jakarta 21 – 22 Desember 2005. 8 hal.

-------adrian-------